Tapi dia mengetuk lagi. Lagi. Dan lagi. Mari kita lihat siapa yang mengetuk, pikirku.
Akhirnya aku dan pengetuk pintu pun bertatap muka. Kami pun bertukar kisah tentang hidup, tentang apa saja yang terlintas di kepala kami, waktu itu, beberapa waktu lalu, dan kemarin.
Merah jambu. Ya abu-abu itu kini menjadi merah jambu. Bersemu.
Langit diatas pun kini mulai temaram. Jingga. Pengetuk pintu perlahan menjauh. Hingga yang kulihat hanya bayangan tubuhnya. Semakin lama, semakin berpendar diaspal hitam. “baiklah” kataku. Aku akan pulang. Kembali ke rumahku. Mengunci rapat kembali pintuku. Berharap suatu hari akan ada yang kembali mengetuk pintu, dan berharap aku tidak malas untuk membukanya kembali.
No comments:
Post a Comment