June 2, 2009

getir

15 menit. 20 menit. 30 menit


Saya masih diam berpangku tangan. Menatap monitor cembung 15 inci yang sudutnya sudah mulai mengontras. Jejeran jendela-jendela didalamnya tetap membuat saya tidak bergeming. Disudut  kanan muncul jendela kecil. Berkedip-kedip bertanya “belum pulang?”. Saya diam. Memandang kata-kata itu. Tetap diam. Tetap terpaku.


Kopi yang saya buat 30 menit lalu sudah tidak mengeluarkan uap panas. Dan  entah kenapa wanginya berbeda malam ini. Dan entah kenapa lidah saya terasa begitu getir sampai-sampai tidak kesampaian juga menyentuh bibir gelas kopi saya. Saya kembali menatap monitor. Menatap gelas kopi. Menatap kembali ke monitor. Dan kembali menatap gelas kopi saya, sedikit getir.


Entah apa yang saya pikirkan malam ini. Tugas-tugas. Dia. Teman. Adik. Tugas-tugas. Dia. Dia. Dia. Dia. Ah sepertinya sudah terlalu banyak Dia. Saya agak lelah memikirkan Dia. Saya agak lelah menyimpan. Saya agak lelah menahan. Saya agak lelah memendam. Saya lelah hari ini. Mari kita pulang saja, sudah malam, ajak versi lain dari diri saya. Mari, timpal saya.


2 comments:

Reza said...

kuypreeeeeeet...KEREN

*bingung mau bilang apa lagi*

KEREN

Karina Saputri said...

hehehe, tengkyu cumpret :D