Showing posts with label 2016. Show all posts
Showing posts with label 2016. Show all posts

May 10, 2016

on humor




As much as we enjoyed this new life, we both are facing many obstacles. Which i think very common, especially with stubborn couple, like us. Small things becoming huge, and the other way around. You know the stories about one did not put the dirty clothes in the laundry basket, or one did not close the bathroom door. That shits, it happened, unavoidably. Not to mention individual habits, one is a morning person, the other is an night owl. One has a mild OCD symptoms, the other is just go with whatever suit the mood.

In the beginning it’s really hard for me to understand the entire situation. I am a very straight forward person, in the other hand; E is a very quiet one. Sometimes words that coming from my mouth sound really harsh for him and his quietness irritated me (we know this all along; it’s a matter of the amount of time we spent together, it is becoming more intents). Argument over argument happened once in a while. Sometimes it’s really hard. Sometimes it’s really easy. It makes me think about those people who passed their golden year marriage life. How’d they do it?

If you Google this situation, they all said communication, understanding and you know, all those positive verbs like the one in the self-help book will came out. Sadly, as someone who studies about human relation, i did not believe in self-help books, neither do E. Sometimes i pretend that our house is a social experiment lab, with two individual lives together trying to solve their problem together. I’m taking a self-note of whats not and to. I guess E’s also did the same way, of course, quietly.


However, I’m happy that we agreed to the bigger ideas of all this. Goals, future plans, who manage what (even tho i still insist that household works is both works,...damn it gender studies!). But yeah, this is all about not sweating the small stuff and a little humor. Wait, no, loads of humor! i think the key to pass all of this is to sharpening our ability to transform madness into humor. Well that’s just me, making summary of my mental social lab after this short span of period. I think when one loses their ability and not willing to put effort just to laugh about the situation, then we might need a counselor.

February 9, 2016

2016


Wow! Sudah 2016. Janji-janji batin untuk menulis di tahun lalu sirna begitu saja. Sepertinya dikarenakan tidak terlalu banyak yang bisa ditulis, atau terlalu banyak sampai bingung sendiri. Atau mungkin kemalasan yang menunda. 2015 banyak sekali memang hal yang terjadi. Saya memutuskan untuk mengambil pekerjaan dalam bentuk paruh waktu. Memulai usaha kecil bersama teman & teman. Menjadi manajer senang-senang untuk band ukulele yang jenaka. Dan menikah. Yep, membina hubungan di level yang menurut saya ajaib.

Semuanya terasa baru, dan menyenangkan. Keputusan untuk mengambil pekerjaan paruh waktu sebenarnya didasari kelelahan menempuh perjalanan dari pinggiran kota ke ibu kota. Waktu terbuang percuma dan produktifitas saya cenderung rendah. Setelah berjalan hampir setengah tahun terkadang saya memang rindu kubikal dan ramenya suasana makan siang kantoran. Tapi ketika mengingat “rame”nya di jalanan dan drama urusan kantor, saya bersyukur memilih pekerjaan ini. Awalnya tidak mudah, saya yang terbiasa bekerja rutin baik jam maupun timeline bekerja mau nggak mau harus membiasakan diri. Bisa bangun siang, tapi kerjaan menumpuk. Yah, hal-hal semacam itu masih harus belajar banyak.

Dan dipenghujung 2015 kemarin, saya dan E pun menikah. Tidak terlalu banyak yang bisa diceritakan bagaimana kami akhirnya memutuskan untuk menikah. Tidak ada acara romantis “bend on his knees” dan teriakan histeris “i do”. Ketika saya dan E memutuskan untuk menikah, kami berdua sadar bahwa kami harus “conscious” saat melakukannya. Tidak mendramatisir keadaan dengan menambahkan romantisme-romantisme sendu dan sejenisnya. Bukan berarti tidak indah. Indah, tapi mungkin dalam level yang tidak umum. Setelah beberapa bulan hidup di bawah satu atap kami sadar bahwa kami berdua ajaib. Dan pernikahan adalah salah satu hal yang ajaib. Tidak ada janji-janji atau komitmen yang muluk-muluk layaknya pengantin baru. Kami berdua sadar, bahwa perjalanan luar biasa menanti kami di masa depan. Banyak sekali rencana dan mimpi-mimpi, baik secara individu maupun kolektif yang ingin kami capai, dan tidak banyak yang bisa diucapkan selain “one step at a time”. Ini kemudian menjadi filosofi baru di rumah kami. Kami memutuskan untuk mencerna, menikmati pelan-pelan, kehidupan baru kami berdua. Tidak ada yang perlu diburu-buru. Kami punya seluruh waktu bersama untuk mewujudkan mimpi dan menikmati keajaiban yg kami pilih.

Well, semoga tahun ini kami berdua bisa merasakan lebih banyak keajaiban lagi, dan kalianpun demikian.